Banyak pihak menduga kuat aliran dana kelompok Noordin berasal dari Malaysia, dan bahkan Noordin ditengarai mendapat dukungan dinas intelijen Malaysia. Malaysia bernafsu menyedot wisatawan asing agar tak berkunjung ke Indonesia dan mengalihkan ke negaranya..
“Saya pikir peledakan bom oleh sel teror Noordin ini adalah operasi intelijen dari pihak Malaysia untuk merusak nama Indonesia. Citra Indonesia menjadi jelek, tidak aman dan kalah pamor dibandingkan Malaysia untuk persaingan ekonomi, termasuk persaingan bisnis turis,” kata Dynno Chressbon, pengamat intelijen, kemarin.
Dalam konteks bisnis pariwisata, ribuan turis yang sudah 'booking' tiket dan hotel untuk berkunjungan ke Indonesia membatalkan diri dan mengalihkan kunjungannya ke Malaysia dan negara tetangga lainnya di Asia. Hal ini amat merugikan Indonesia.
Dynno menambahkan pemerintah juga harus jeli melihat bahwa semua produk kebudayaan nasional diklaim Malaysia. “Saya menduga Noordin cs mendapat dana secara diam-diam dari Malaysia untuk menghancurkan Indonesia. Noordin seorang ultra nasionalis Malaysia yang sengaja merusak Indonesia,” tutur Direktur Lembaga Studi Intelijen dan Keamanan Nasional itu.
Sebelumnya mantan Ketua Mantiqi dan aktivis Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abas menyebutkan bahwa Noordin mendapat pasokan dana dari Malasyia. Hal senada juga diungkapkan Sydney Jones dari International Crisis Group yang pernah mengungkapkan bahwa ada pasokan dana dari Malaysia untuk kelompok Noordin M Top.
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon juga menyebutkan dugaan adanya keterlibatan sejumlah warga negara Malaysia termasuk yang berdomisili di Indonesia ikut mendanai berbagai terorisme di Indonesia.
Selain Malaysia, para analis politik juga mengungkapkan bahwa berbagai kelompok dan kekuatan di Timur Tengah menjadi sumber dana aksi terorisme kelompok Noordin M Top. Noordin juga diduga sedang menyiapkan serangan untuk menyambut kunjungan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia, selain menyiapkan serangan untuk Presiden SBY.
Sumber : Inilah.com
0 komentar:
Post a Comment